Jakarta - Suara gemuruh terus terdengar dari lereng Gunung Merapi di perbatasan Magelang-Yogyakarta. Gemuruh tersebut diduga berasal dari guguran material dan lahar dingin Merapi.
Pantauan detikcom di Kaliurang, Yogyakarta, Kamis (4/11/2010), suara gemuruh terdengar sejak sore tadi. Suara gemuruh tersebut terdengar diselingi petir, gerimis, dan hujan abu. Suara gemuruh tersebut masih terdengar hingga pukul 23.00 WIB.
"Itu campuran mas, ada gluduk (petir) juga ada guguran lahar dingin. Kalau orang Gunung Merapi sudah biasa memang seperti itu. Kalau njenengan (anda)lebih dekat memang agak kerasa getaran sedikit," terang Sadikin, warga Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Kamis (4/11/2010).
Camat Pakem, Budiharjo, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, suara gemuruh tersebut terus terjadi sampai aktivitas merapi menurun.
"Itu dari atas masih ada material lahar dingin yang turun," terang Budi yang sedang meninjau lokasi pengungsian ini.
Sebelumnya diberitakan sejumlah warga Magelang mengaku merasakan getaran keras berulang-ulang. Warga menduga getaran tersebut berasal dari gemuruh merapi yang terus mengeluarkan material vulkaniknya.
Kondisi puncak merapi saat ini tak terlihat karena tertutup kabut tebal. Namun demikian hujan abu mulai berhenti, atap-atap rumah dan pepohonan tampak tertutup abu hingga berwarna putih.
(van/did).
Pantauan detikcom di Kaliurang, Yogyakarta, Kamis (4/11/2010), suara gemuruh terdengar sejak sore tadi. Suara gemuruh tersebut terdengar diselingi petir, gerimis, dan hujan abu. Suara gemuruh tersebut masih terdengar hingga pukul 23.00 WIB.
"Itu campuran mas, ada gluduk (petir) juga ada guguran lahar dingin. Kalau orang Gunung Merapi sudah biasa memang seperti itu. Kalau njenengan (anda)lebih dekat memang agak kerasa getaran sedikit," terang Sadikin, warga Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, Kamis (4/11/2010).
Camat Pakem, Budiharjo, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, suara gemuruh tersebut terus terjadi sampai aktivitas merapi menurun.
"Itu dari atas masih ada material lahar dingin yang turun," terang Budi yang sedang meninjau lokasi pengungsian ini.
Sebelumnya diberitakan sejumlah warga Magelang mengaku merasakan getaran keras berulang-ulang. Warga menduga getaran tersebut berasal dari gemuruh merapi yang terus mengeluarkan material vulkaniknya.
Kondisi puncak merapi saat ini tak terlihat karena tertutup kabut tebal. Namun demikian hujan abu mulai berhenti, atap-atap rumah dan pepohonan tampak tertutup abu hingga berwarna putih.
(van/did).
solusi :
sebaiknya masyarakat diungsikan ketempat yang lebih aman. pemerintah ikut berpartisipasi dalam bencana ini. untuk masyarakat lainnya yang tidak terkena bencana ini bantu dengan iklas berupa meteri.
sumber :
DWI ANDARI
12110166
1KA31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar